Pin yang digunakan untuk sovenir keakraban disebuah rangkaian acara OPAK fak. Tarbiyah UIN SuKa yogyakarta. Didesain dengan warna biru yang mencerminkan nilai universal, kebebasan, dan keluasan serta dibubuhi warna kuning yang mencerminkan keceriaan. Beginilah selayaknya tujuan dari Orieintasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK), keakraban yang Ceria.
Keakraban di Sekolah vs Keakraban di Keluarga
Model pendidikan di Indonesia berbeda paradigmanya dengan pendidikan di negara maju, seperti polandia, singapura, maupun china. Di negara tetangga kuantitas belajar di sekolah mungkin hanya sampai siang, kurang lebih 6 jam saja. Namun pembelajaran yang diajarkan berkualitas, dapat digunakan di masyarakat secara langsung serta mengandung pendidikan nilai yang tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka meyakini bahwa pendidikan seharusnya diemban langsung oleh keluarga dan masyarakat, dengan ikatan kekeluargaan yang tinggi tentunya.
Namun sebaliknya di Indonesia, kebanyakan orang tua dan sekolah di negeri ini lebih menyempitkan pengertian pendidikan dengan sekolah. Jadi anak anak bangsa terlalu sibuk dan fokus dengan urusan sekolah, mulai dari jam 7 hingga jam 3 adalah kegiatan sekolah wajib. Kemudian diteruskan hingga jam 5 dengan kegiatan ekstra tambahan atau organisasi. Tidak cukup sampai disitu pukul 7 malam masih menempa ilmu ditempat bimbel (les). Sampai dirumahpun mereka masih disuruh untuk belajar mandiri atau hanya sekedar menghadap buku. Kalau seperti itu kapan mereka melakukan interaksi sosial dengan masyarakat sekitar? Jangankan tertawa bersama melepaskan penat. Mungkin mengobrol saja tidak. Robot robot kecil ini sebenarnya ingin berontak bebas berkarya, namun takut dengan pengontrolnya (ortu dan guru).
Semoga pendidikan di negeri ini bisa mendengar suara hati anak anak bangsa kita kelak. Beri mereka ruang dan kesempatan untuk berinteraksi sosial. Kurangi beban ajar. Tingkatkan pendidikan nilai.
Time is Sharing Kindness
0 Comments: