Sejak tahun 2007 iPhone pertama kali dikeluarkan oleh mbah steve jobs, kemudian disusul Android versi A rilis pada tahun 2008 yang dulu awalnya belum ada euphoria semacam ini karena generasi awal tentunya masih jauh dari sempurna. Ditahun itu (saya masih SMP) yang memiliki HP hanya orang-orang golongan elit berduit saja, dan itu semuanya menggunakan hape sejuta umat Nokia. Saat itu hape yang penting bisa untuk foto dan musik, yaaa sedikit internetan dengan facebook lah hanya dengan Jaringan Edge atau 2G sangat berharga kala itu. Sungguh lucu kalau kita mengingat 10 tahun lalu jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi sekarang. Bahkan dulu saya masih ingat mengirim SMS dengan telepon rumah saat belum punya hape, dan tagihan telpon jadi naik karena tarifnya memang mahal per SMS., hahaha.... ah sudahlah.
Tahun berganti tahun, sejak tahun 2013 seingat saya saat masa transisi STM dan kuliah smartphone yang kita pegang sekarang ini sudah mulai marak hadir di Indonesia. Awal mula prototype smartphone di Indonesia adalah Samsung Galaxy dan Sony Xperia yang pada saat itu masih di Android Froyo atau Gingerbread. Ada orang yang pegang hape android sudah dicap anak kekinian, sekarang yang penting bukan hanya bisa kamera dan musik. Tapi tambah harus android, bisa game, chatingan, BBMan, dan internetan. Apapun hapenya, kenceng atau tidak yang penting sudah punya dan andoid sudah dicap anak kekinian. Dulu seingat saya hape android pertama kali adalah Xperia X10 Mini Pro yang ada keyboardnya (sampai sekarang masih tersimpan di rumah tapi tidak bisa digunakan karena ribbon kabelnya rusak). Saya dapat itu dari menang lomba web desain nasional di UGM. Alhamdulillaaaaah, bisa mengikuti zaman, sekali lagi, yang penting punya. Tidak peduli speknya seperti apa. Eh, jangan salah, di kala itu jika dibandingkan samsung, kameranya Sony jauh lebih unggul di harga segitu. Mancaab pokokmen.
Namun saat artikel ini ditulis (pertengahan 2018) orang-orang sudah berbeda sudut pandangnya terkait hape smartphone. Kala ini smartphone sudah bukan hal yang mewah lagi, hampir semua orang punya, mulai dari boss, dosen, guru, wirausaha, santri, mahasiswa, murid SD, bahkan bocil-bocil balita sudah punya gadget sendiri hanya untuk sekedar lihat yutub. Sekarang semua orang sudah punya smartphone khususnya di daerah Jogja, kurang tahu kalau yang lain, mungkin tidak jauh berbeda. Sekarang mencari hape sudah lebih peduli dan bisa memilih, karena banyak sekali opsi yang disediakan pasar. Mulai dari harga dibawah 1jt, 2jtan, 5jtan hingga flagship diatas 8jtan juga tetap saja ada yang beli. Namun yang sangat saya sayangkan, banyak orang-orang awam teknologi yang membeli smartphone sekarang itu tidak paham pertimbangan untuk membeli hape. Prinsip yang salah tapi sering dipegang orang-orang kebanyakan adalah sebagai berikut.
Harga menentukan kualitas, yang mahal pasti bagus, yang bagus pasti mahal
Ya ini adalah hukum ekonomi yang diyakini semua orang, bahwa semakin mahal harga barangnya akan berbanding lurus dengan kualitas barang tersebut. Orang jawa mengatakan bahwa Ono rego, ono rupo atau jer basuki mawa bea yang artinya segala sesuatu pasti ada biayanya dan ada harga ada kualitas yang didapatkan. Tapi tidak selamanya seperti itu juga sebenarnya, dalam teori ekonomi ada namanya “law of diminishing Returns” artinya akan ada titik puncak tertentu yang menjadi ideal antara harga dan kualitas barang yang dibeli, namun ada juga titik di mana harga yang dikeluarkan hanya bertambah sedikit kualitas barang yang kita beli. Ribet ya? Dalam bahasa yang lebih sederhana Anda akan mendapatkan smartphone dengan kualitas standar di harga 1jt an, kemudian kualitasnya akan bertambah lebih bagus pada harga 3jt an, kemudian saat membeli smartphone diharga 6jt an penambahan kualitasnya tidak terlalu signifikan jika kita bandingnkan dengan yang 3jt an. Kemudian saat kita beli smartphone diatas 10jt an sebenarnya tidak terlalu jauh beda jika kita bandingkan dengan harga 6jt an. Jadi, kita harus pintar-pintar untuk melihat titik poin dimana antara harga dan kualitas barang berada di titik paling optimal. Mas MKBHD menyatakan berulang-ulang dalam video di YouTube bahwa
Cheap Phones Are Getting Good, and Good Phones are getting cheap
Hape murah akan semakin bagus, dan hape bagus akan semakin murah. Kita hanya tinggal mencari titik paling optimal saja. Tidak selalu yang mahal itu bagus, dan yang bagus itu mahal. Bijaklah dalam melihat dan membandingkan harga dan kualitas barang yang akan Anda beli. Untuk lebih jelas kita gambarkan sebagai berikut.
RAM Besar pasti lebih kenceng
Ini yang menurut saya menjadi salah kaprah bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, banyak orang yang meyakini jika besarnya RAM akan sangat mempengaruhi kinerja hape atau laptop. Iya, memang benar itu ada pengaruhnya, tapi bukan yang paling utama. Kalau kita lihat ada beberapa Hape dibawah 2jtan yang sudah memiliki RAM 4GB seperti ASUS Zenfone 2 (Rp 1.550.000) Gen Pro Z (Rp 1.649.000) Mi Note 4 (Rp 1.925.000) dan masih ada beberapa lagi. Namun di RAM 4 juga masih banyak kita jumpai di Flasgship yang merajai HP Top Global seperti Galaxy S9 (Rp. 9.500.000) Google Pixel XL (Rp 8.180.000). Mengapa dengan kapasitas RAM yang sama tapi harganya berbeda? Karena sebenarnya RAM hanyalah ruang kosong sementara untuk menjalankan aplikasi, jika kita ibaratkan seperti ruang tunggu pasien dalam sebuah rumah sakit. Besarnya ruang tunggu tidak terlalu berpengaruh dengan kecepatan pengobatan yang dilakukan. Yang paling penting adalah jumlah dokter serta kecepatan sang dokter untuk menangani orang yang sedang berobat. Jika kita ibaratkan dalam hape atau laptop adalah sang prosesor. Kita akan bahas lebih tentang ini di artikel berikutnya. Intinya RAM bukan penentu signifikan bagusnya HP.
Semakin besar angka MP pada kamera, pasti hasilnya semakin bening
Kalau kita melihat https://www.youtube.com/watch?v=aMQbRpxgFvs videonya mas MKBHD tentang smartphone award 2017 dan sebenarnya banyak juga yang mereview dan membandingkan kamera-kamera di smartphone dan hasil terbaik rata-rata dipegang oleh Google Pixel XL yang hanya 12.2 MP saja tanpa ada lensa kedua terus kemudian ada galaxy s9 yang juga 12 MP + 12 MP. Itu diakui oleh banyak reviewer HaPe di YouTube atau di website ternama global maupun Indonesia. Bukannya yang MP nya tinggi seperti Oppo Find X hape yang paling hot karena kameranya dibalik hape dan nongol kalau dibutuhkan dengan kamera 16 MP + 20 MP kemudian selfie 25 MP masih kalah jika dibandingkan dengan 2 hape yang disebutkan di awal. Mengapa hal ini bisa terjadi? MP hanya menggambarkan berapa banyak pixel yang ada dalam suatu kamera, dan semakin banyak pixel sebenarnya malah lebih buruk gambar yang dihasilkan saat gelap. Mengapa? Karena dalam kondisi gelap ISO-nya akan ditingkatkan untuk memperkecil kecepatan pengambilan gambar, semakin tinggi ISO artinya semakin banyak bercak-bercak atau noise dalam gambar. Artinya kalau semakin detail gambar dalam gelap endingnya bercak-bercak malah semakin terlihat. Bingung? Aku juga masih agak bingung sebenarnya. Terus kalau bukan pada MP bagusnya kamera bergantung pada apa? Hal yang paling berpengaruh adalah pada prosesor dan sensor pada kamera tersebut yang akan kita bahas dalam artikel selanjutnya.
Penyimpanan besar pasti lebih lega dan tambah kenceng
Variasi penyimpanan dalam hape sangat beragam ditahun 2018 ini kebanyakan mulai dari 18 GB, 32 GB, 64 GB hingga 128 GB bahkan galaxy note 9 terbaru penyimpanan maksimal 512 GB jika ditambah micro SD 512 GB itu semua jadi 1 TB, gilaaa.. Tapi apakah benar jika penyimpanan yang besar akan menambah kecepatan proses? Jawabannya adalah tidak. Berapapun kapasitas penyimpanannya akan sama kecepatan prosesnya baik yang besar atau kecil, kecuali jika sudah 95% atau lebih sudah terisi. Tentu akan menghambat, tapi jika masih kondisi wajar, data akan mudah berpindah, hasilnya tidak terlalu berpengaruh. Malahan hape-hape sekarang kebanyakan sudah tidak ada micro SD-nya, kenapa? Hal ini sebenarnya malah untuk menolong kecepatan HP, karena tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan micro SD jelas lebih lambat jika dibandingkan dengan kecepatan penyimpanan internal. Oleh karena itu beberapa model menghilangkan fitur ini untuk menjaga kecepatan HP lebih stabil.
Itulah beberapa menurut hemat penulis kesalahan-kesalahan orang-orang yang belum terlalu mengenal teknologi. Mungkin yang saya tulis disini masih menuai pro dan kontra, namun tulisan ini sangat baik dibaca terlebih dulu sebelum Anda membeli hape di zaman sekarang. Artikel berikutnya akan dibahas terkait tips memilih hape idaman.
0 Comments: