Pendidikan, Satu Kata Penting yang Kerap Kali Daiabaikan
Apa sebenarnya yang menjadikan seseorang menjadi hebat? Apalah arti pendidikan bagi kita semua? Apakah pendidikan hanya diperoleh di sekolah dan di kampus saja? hhmm..... Pendidikan. Satu kata penting yang seringkali diabaikan. Dulu waktu saya memilih jurusan kuliah Pendidikan Agama Islam belum ada pikiran di benak saya bahwa kata pendidikan disana berarti mendidik, mengajar, menjadi guru dan memiliki tanggung jawab besar sebagai pendidik. Asumsi saya waktu itu adalah kita akan belajar studi Agama Islam secara menyeluruh mulai dari Al Quran, Hadist, Fiqh, Tarikh, Aqidah, Akhlak serta isu-isu keagamaan terkini. Mungkin ada juga orang lain yang seperti ini, masih ada yang belum tahu bahwa kata Pendidikan itu sendiri memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Pertanyaannya, siapa sih yang diberi tanggung jawab besar atas tumbuh kembangnya anak-anak kita?
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan kita dalam teorinya Tri Pusat Pendidikan menyatakan bahwa pendidikan harus dilakukan secara sinergi oleh 3 faktor yaitu Keluarga, Sekolah dan Lingkungan atau kita. Saya kira masih banyak orang yang beranggapan bahwa saat orang tua menitipkan anaknya mulai dari kecil ke baby day care, PAUD, TK, SD, SMP, SMA hingga kuliah bahkan sudah dari SD dipondokkan hingga tamat kuliah sudah menyelesaikan tanggung jawab pendidikan untuk anaknya. Sungguh keklliruan yang salah kaprah sudah menyebar di masyarakat kita, sebenarnya yang paling mempengaruhi pendidikan anak kita adalah keluarga itu sendiri. Bagaimana tidak, sejak usia nol tahun di dalam kandungan selalu bersama Ibu dan Ayahnya. Begitu lahir di dunia siapa yang menemani dan memberi nutrisi kehidupan sampai dia bisa mandiri kalau bukan keluarganya. Walaupun sudah menikah dan mandiri pun, tanggung jawab orang tua sebagai pendidik dan pembimbing juga tidak bisa lepas begitu saja.
Kalau kita kalkulasi, berapa jam waktu yang dihabiskan untuk anak kita di rumah bersama orang tua jika dibandingkan dia bersekolah? Mungkin sekolah hanya 8 jam. Lingkungan bermain anak juga masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan keluarga. Jadi, kalau ada anak kita yang "super" kelakukannya siapa yang sebenarnya bertanggung jawab?
Mari Bapak, Ayah, Abah, Abi, Daddy, Papa, Ibu, Bunda, Ummah, Umi, Mommy, mari kita bersama-sama membangun pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Bahwa sesungguhnya anak kita adalah tanggung jawab kita bersama. Bapak Ki Hajar Dewantara memberatkan pendidikan pada 3 ranah aspek, mari kita bangun ketiga aspek itu semaksimal mungkin agar mencetak anak-anak yang berguna untuk generasi ke depan. Karena masa remaja adalah masa puncak dia punya energi, energi kekuatan, kasih sayang, belajar, eksplorasi, membangun gedung bakat dan prestasi. Sayang sekali kalau energi yang berada di puncak ini digunakan tidak pada tempatnya atau bahkan dibiarkan tertidur pulas didalam diri anak-anak.
0 Comments: