Pentingnya Branding Sekolah saat PPDB
Semester genap ini adalah ajang lomba bagi sekolah-sekolah negeri dan swasta untuk mencari murid sebanyak-banyak dengan kualitas yang sebaik mungkin. Jalan-jalan sudah ramai dengan baliho dan banner iklan sekolah, brosur-brosur sudah bertebaran di jalanan, poster-poster sudah memenuhi papan informasi di setiap sudut, dan nama-nama sekolah semakin tak asing lagi diucapkan para "marketing" sekolah. Saat orang tua wali murid atau siswa sendiri ingin memilih sekolah sudah bagaikan minimarket yang menawarkan berbagai barang dengan harga dan keunggulan yang bervariasi. Ada makanan ringan murah dibawah 5000 rupiah, ada pula yang sama-sama makanan ringan namun harganya 20.000 rupiah dan sebagainya. Sama halnya sekolah yang sudah banyak sekali pilihan program unggulan serta branding yang bervariasi.
Branding. saat kita melihat makanan ringan di minimarket yang pertama kita lihat pasti kemasannya, menarik atau tidak? Apakah kemasan diluar sudah merepresentasikan kondisi makanan dengan menarik? Bagaimana bentuk iklannya? apakah namanya masih asing didengar? dimuat di TV kah? bagaimana testimoni bagi yang sudah pernah memakannya? Apakah anda memikirkan hal yang serupa sebelum membeli makanan ringan di minimarket?
Itulah yang menjadi pertanyaan para wali murid sebelum menyekolahkan anaknya, kita hanya membeli makanan ringan yang 20 menit habis saja sempat memikirkan dan menimbang mana yang tepat. Jadi, saat memilih sekolah mana mungkin orang tua hanya sekedar menguji peruntungan saja untuk menyerahkan anaknya dididik selama 3 tahun (untuk SMP dan SMA sederajat). Sekolah memang harus memikirkan ulang, seperti apa kemasan yang akan disajikan untuk para calon orang tua wali murid? Sebagus apapun sistem yang dibangun didalam sekolah, semenarik apapun pembelajaran yang ada kalau kemasan dan brandingnya kurang mengena di hati masyarakat, akan sama halnya dengan sekolah pada umumnya.
Tapi branding tidak hanya kemasan saja, namun juga hal yang menjadi ideologi dasar sekolah tersebut. Semisal ada sekolah yang membranding dirinya sebagai Sekolah berbasis Bilingual (pembelajaran dengan dua bahasa atau lebih), sekolah berbasis inklusif dan multikultural, sekolah berbasis kewirausahaan, sekolah alam, sekolah dibawah naungan pondok pesantren, sekolah berbasis multiple intelligences, dan sekolah sekolah lain. Orang tua saat mendengar branding sekolah tersebut akan langsung beranggapan bahwa anaknya akan dididik dengan cara tersebut, bukan dengan cara klasikal. Branding itu akan dituntut oleh para siswa dan orang tuanya kelak saat sudah memasuki pembelajaran rutin. Kalau kemasan dan isinya berbeda justru malah bunuh diri, testimoni buruk akan mengucur deras ke sekolah dan jika terdengar masyarakat luas dan dinas akan menghancurkan nama baik sekolah, kabar yang paling buruk sekolah tidak mendapatkan murid dan ditutup. Namun kalau kemasan brandingnya sama dengan isi pembelajarannya akan menimbulkan testimoni positif dan kepercayaan masyarakat akan meningkat kemudian kucuran dana dari luar akan mengalir deras. Sekolah akan bertambah maju dan menjadi maha karya agung yang patut untuk dibanggakan.
Pertanyaannya.... bagaimana anda akan membranding sekolah anda untuk persiapan PPDB ini?
0 Comments: