Paradigma ngampus, Hal Pokok yg Diabaikan : Cover buku

Paradigma ngampus, Hal Pokok yg Diabaikan : Cover buku

tulisan ini khusus aku persembahakan untuk sahabat penulis disana yang katanya baru galau dan butuh suntikan semangat. Atau untuk siapa saja yang memang membaca tulisan ini. 

Kita adalah pemimpin untuk diri kita sendiri. Kita adalah yang paling menentukan hidup kita, bukan orang lain. Mungkin kata kata itu sering terdengar ditelinga kita, dan karena terlalu seringnya sampai kata itu tidak lagi ampuh dalam merubah pola pikir kita. Tapi coba kita lihat sejenak, memang benar adanya perkataan seperti itu, seperti apa jadinya lingkungan dan sekitar kita tergantung dari persepsi kita pribadi. Persepsi, niat, paradigma, adalah hal mendasar yang sering dilupakan oleh orang pada umunya. Sedikitnya ada 4 tingkatan niatan seseorang dalam melakukan sesuatu.

Lihatlah pekerjaan n perkuliahan anda, apa maknanya bagi anda? Saat hanya memenuhi aspek fisik saja, seperti kehadiran berorientasi nilai dan mengerjakan tugasnya saja. Berarti anda baru berada di tingkatan pertama: to live
Namun banyak juga yang mempunyai pemikiran lain, seperti karena membutuhkan lingkungan bergaul dan bersosialisasi. Jika anda sadar akan hal itu artinya anda sudah sampai pada level kedua: to love
Akan ada saatnya anda tidak akan menemukan kepuasan karena melakukan sesuatu yang mudah dan rutin. Dan anda membutuhkan tantangan, dan hanya dengan tantangan anda dapat terus maju dan berkembang. Inilah level ketiga: to learn
Sampai pada level terakhir, level ke empat adalah meninggalkan warisan: to leave a legacy. Berada diatas itu semua, anda bekerja karena ingin memberikan sumbangan (kontribusi) kepada orang lain. Jadi hal yang anda lakukan boleh jadi untuk meningkatkan kualitas orang lain. Karena dengan paradigma memberi kita secara otomatis akan menimbulkan perasaan nyaman baik dalam dirinya ataupun orang lain. Selain itu secara otomatis hal ini sudah menabung energi positif yang besar, sehingga besok suatu saat bisa kita unduh, atau orang disekitar kita yang mengunduhnya.

Sudah sampai level mana paradigma anda tentang pkerjaan dan perkuliahan? Masih dalan tahap to live, to love, atau to learn atau bahkan sudah sampai tingkatan to leave a legacy?
Menjadi seorang besar tidaklah cukup satu atau dua tahun. Masalah paradigma bersangkut paut dengan habit. Waktu yang cukup lama untuk merubah suatu paradigma dan habit karna itu adalah hal dasar. Tapi kalau tidak dimulai detik ini, perubahan anda akan menjadi semakin lama. Mulailah tingkatkan pemahaman paradigma anda. Terutama terkhusus kepada sahabatku paling loyal yang sedang galau.

Semoga tulisan pendek ini bisa memacu mu wahai sahabat.
Salam volunteer
Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: