Pendidikan adalah suatu hal yang sangat mempengaruhi pola pemikiran seseorang. Karena di wilayah pendidikan lah seseorang memperoleh banyak ilmu pengetahuan mulai dari yang berbau umum hingga agama, mulai dari bidang sosial hingga kealaman, mulai dari dasar hingga tingkat lanjut.
Latar belakang pendidikan pengetik adalah campur dan tidak terfokus pada suatu bidang tertentu. Dalam hidupnya pengetik mempelajari ilmu agama di pondok pesantren dan di Universitas, dan mempelajari ilmu umum di wilayah Sekolah dasar dan Menengah (SD dan SMP), kemudian mempelajari ilmu teknik komputer di SMK.
Pendidikan Keagamaan
Telah dikatakan pada ketikan sebelumnya bahwa pengetik lahir di keluarga Islami yang memiliki Pondok Pesantren di Bantul. Jadi, pendidikan yang pertama kali didapat selain dari keluarga adalah pendidikan keagamaan Islam di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Tajeman, Palbapang. Terhitung mulai dari usia 6 tahun hingga usia 15 tahun. Dalam fase ini pengetik diajarkan mengenai beberapa dasar pendidikan agama Islam, mulai dari fiqh, tauhid, ilmu alat, nahwu, shorof, bahasa arab, tata cara ibadah dan lain-lain. Keilmuan inilah yang membentuk dasar agama pengetik dalam berkelana untuk melanjutkan fase setelah ini.
Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien adalah pondok pesatren salaf (tradisional) yang didirikan tanggal 2 Desember tahun 1992 oleh KH. Muchtarom Idris (ayah pengetik). Dalam pondok ini metode dan kitab yang diajarkan masih benar-benar kental akan unsur tradisional, seperti metode sorogan, bandongan, ta’zir, dan unsur-unsur lain.
Bersamaan dengan lulusnya SMP dan genap usia 15 tahun, dalam budaya keluarga pengetik untuk anak seusia ini disuruh untuk berkelana (bahasa kerennya dibuang di kawah candra dimuka) untuk mendapatkan pengalaman lebih dalam hal keilmuan. Dan pada saat itu saya memilih untuk menuntut ilmu di daerah Yogyakarta, tepatnya di daerah utara Tugu Yogyakarta. Sesuai dengan cita-cita yang sudah tercetak dilingkungan keluarga, pengetik diwajibkan untuk tinggal di Pondok Pesantren. Setelah mencari-cari kemana-mana pondok pesantren yang dekat dan cocok dengan keinginan pengetik adalah Pondok Pesantren Al Barokah Karangwaru.
Pondok Pesantren Al Barokah ini adalah pondok Pesantren yang dirintis oleh KH. Rosim Al Fatih, Lc. di daerah Kota Yogyakarta bagian utara. Pondok pesantren ini juga bernafaskan Islam tradisional dengan aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Pada dasarnya pondok pesantren Al Barokah ini tidak berbeda jauh dengan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien yang berada di Bantul. Pondok ini juga masih menggunakan kitab-kitab dan metode-metode tradisional.
Pengetik menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren Al Barokah dari usia 15 tahun dan bersamaan dengan mempelajari ilmu Komputernya di SMK 3 Yogyakarta. Metode dan bobot keilmuan yang diberikan di Pondok Pesantren Al Barokah (Al Barokah) tidak seperti yang diberikan di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien (PPHM) Bantul. Saat di PPHM pembelajaran dilakukan secara intensif dengan pembelajaran yang berkelanjutan tidak hanya dibidang keilmuan teori saja, melainkan pada bidang praktik dan akhlak budi pekerti juga diajarkan secara terus menerus. Namun saat di Al Barokah pengetik lebih fokus belajar ilmu Agama secara teori dan ketingkat yang lebih tinggi.
Setelah lulus SMK (tahun 2013) pengetik melanjutkan pendidikan formalnya di Universitas Islam Indonesia Sunan Kalijaga (UIN SuKa) mengambil Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan masuk di Jurusan Pendidikan Agama Islam. Jadi, selain pengetik menuntut ilmu agama secara semi-formal di Pondok Pesantren, pengetik juga menuntut ilmu agama secara formal di UIN SuKa.
Saat di UIN SuKa pengetik mempelajari agama hanya 60% saja dari semua kuliah, selebihnya pembelajaran dibidang pendidikan. Pembelajaran agama yag diberikan berupa materi-materi pelajaran yang terdapat di tingkat madrasah, hanya saja lebih dibahas secara intensif dan kritis.
0 Comments: