Achmad Siddicq, Juru Bahasa Isyarat dalam Pembukaan Munas-Konbes NU

Achmad Siddicq, Juru Bahasa Isyarat dalam Pembukaan Munas-Konbes NU

Mataram, NU Online
Ada pemandangan yang menarik pada saat acara Pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) 2017 di Masjid Hubbul Wathon Mataram, Rabu (23/11). Yakni ditampilkannya juru bahasa Isyarat di pojok kiri layar proyektor yang ada di sudut-sudut area acara. Sehingga penyandang disabilitas terutama tuna rungu bisa ikut menyimak manakala pembicara menyampaikan materinya.

Memang, salah satu materi yang akan menjadi bahasan di dalam acara Munas dan Konbes NU 2017 ini adalah isu disabilitas. Oleh karena itu, NU langsung tancap gas memberikan pelayanan dan hak-hak kepada penyandang disabilitas. 

Adalah Achmad Siddicq yang menjadi Juru Bahasa Isyarat dalam acara Pembukaan Munas-Konbes NU tersebut. Dia menerjemahkan apa yang diucapkan oleh pembawa acara, sambutan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, dan Presiden Joko Widodo ke dalam bahasa Isyarat. Sehingga penyandang tuna rungu bisa tahu apa yang sedang disampaikan oleh para pembicara acara Pembukaan Munas-Konbes NU.

“Saya ditunjuk sebagai Juru Bahasa Isyarat di acara Munas dan Konbes NU ini,” katanya kepada NU Online, Rabu (23/11).

Ia mengaku sudah beberapa kali ditunjuk menjadi Juru Bahasa Isyarat di acara-acara yang memang membutuhkan layanan bahasa Isyarat. 

Untuk acara Pembukaan Munas dan Konbes NU ini, Siddicq mengaku tidak mendapatkan materi ceramah para narasumber. Ia langsung menerjemahkan apa yang disampaikan oleh para narasumber ke dalam bahasa Isyarat.

“Kita langsung improvisasi gitu aja,” ucapnya.

Menurut dia, diantara kendala-kendala yang dihadapi adalah ketika menerjemahkan istilah-istilah Arab yang diucapkan oleh para narasumber. Selain itu, istilah-istilah ilmiah dan modern seperti radikalisme, deradikalisasi, pembagian aset juga menjadi kendala dan sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Isyarat. 

“Kata-kata ilmiah itu relatif lebih sulit untuk diterjemahkan,” tuturnya. 

Siddicq berasal dari Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia akan menjadi Juru Bahasa Isyarat selama perhelatan Munas dan Konbes NU 2017 ini berlangsung. (Muchlishon Rochmat)

Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: